Penyakit Lever, Gangguan pada Hati
18.34 | Author: IshaNoIndha


Hati, organ besar yang terletak pada sebelah bawah kanan tulang rusuk ini mempunyai fungsi bermacam-macam, yaitu sebagai tempat pembentukan plasma darah dan zat pembeku darah, sebagai tempat penyimpanan zat-zat mineral, seperti: besi, kalium, dan tembaga, penyimpan cadangan air, dan tempat pembakaran gula serta pembentukan kolesterol. Ia juga yang mengubah lemak menjadi asam lemak. Zat-zat ra­cun yang masuk dari luar tubuh maupun yang terbentuk di dalam tubuh akan dibuang ke hati bersama-sama cairan em­pedu menuju usus.

Penyakit hati dapat disebabkan oleh virus, yang dikenal dengan penyakit hepatitis A, hepatitis B, atau hepatitis non-A dan non-B. Selain itu, penyakit hati dapat pula berasal dari pola konsumsi makanan yang salah atau zat-zat kimia yang terkandung dalam obat, seperti antibiotika, parasetamol, arsenal, dan obat-obatan yang dikonsumsi oleh ayam potong yang kemudian dikonsumsi manusia dalam bentuk hidangan fast food. Jangan dilupakan pula bahwa zat-zat cemaran dari polusi udara pun mampu menyerang hati secara lambat laun tetapi pasti. Timah hitam (Pb) dan kadmium (Cd) merupakan kontaminan terbesar dari seluruh debu logam di udara. Kon­tribusi terbesar Pb dan Cd berasal dari knalpot kendaraan bermotor, yang selain mencemari udara, juga dapat mence­man makanan dan air. Zat-zat polutan tersebut akan disim­pan secara akumulatif dalam hati, dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan sirosis hati.

Minuman beralkohol yang menjadi bagian dari gaya hidup sebagian kaum selebriti dapat pula menimbulkan sirosis hati setelah dikonsumsi dalam waktu yang lama. Selain ten­hadap hati, alkohol juga dapat menyerang otot-otot jantung dan otak.

Terapi Makanan bagi Penderita Gangguan Lever
Penderita gangguan lever dianjurkan makan makanan yang dikukus atau direbus dan menghindari goreng-gorengan, ka­rena lemak dapat merangsang hati untuk bekerja keras dalam kondisi sakit. Juga perlu dihindari masakan yang terlalu banyak mengandung cuka, lengkuas, cabai, bawang, dan rempah-rempah, seperti: merica, pala, dan ketumbar, karena bahan-bahan tersebut dapat merangsang lambung, dan se­cara refleks hati menjadi nyeri. Perbandingan makanan yang mengandung lemak, protein, dan karbohidrat adalah 1:1:5.

Untuk menghindari terjadinya infiltrasi lemak dan degene­rasi jaringan fungsional pada hati, makanlah makanan yang mengandung protein yang bernilai tinggi dan kaya kolin ser­ta metionin. Kedua zat tersebut berfungsi mendorong peng­hancuran lemak dalam hati. Lemak yang diberikan harus di­seleksi, yaitu lemak yang bukan terdiri atas asam lemak bebas yang didapat dari minyak goreng, mentega, margarin, atau lainnya. Dengan demikian, semua jenis makanan yang digo­reng tidak baik dikonsumsi.

Ada bermacam-macam penyakit hati. Infeksi oleh virus, parasit, gangguan metabolisme, obstriksi, dan keracunan, merupakan beberapa di antaranya. Dapat pula karena susun­an makanan yang tidak seimbang dan konsumsi kolesterol terlalu tinggi menyebabkan kelainan pada hati. Defisiensi protein pun dapat memicu penyakit had, berupa pembeng­kakan hati karena degenerasi lemak. Penyakit ini lazim di­derita anak-anak Afrika yang lebih dikenal dengan narna pe­nyakit kwashiorkor. Adanya kwashiorkor ditandai dengan berhentinya pertumbuhan, pembengkakan tangan, kaki, pe­rut, dan wajah.



|
This entry was posted on 18.34 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: